Senin, 19 September 2011

Yamaha Mio Siap Boyong Mobil


 
 
Melihat
prestasi Yamaha Mio besutan Stevanus Nawir bakal boyong hadiah mobil. Tentu saja bila sanggup meraih poin tertinggi dari semua seri di pentas Day Battle Pertamina-Enduro KYT Drag Bike (DBEKYTDB) garapan Trendypromo Mandira (TM).

Apalagi di seri IV event DBEKYTDB di Jogja lalu, Mio tim Pells Rextor Kawahara ini kembali podium pertama kelas 200 cc dengan catatan waktu 7,64 detik. Ada kesempatan dapat mobil asal menang di seri Sentul nanti.

"Untuk sirkuit dadakan di Jogja kemarin, adopsi piston Tiger oversize 275 (66,25 mm) dengan stroke  57,9 mm itu diseting pakai perbandingan kompresi 13,9 : 1. Agak tinggi memang," ucap Arif Sigit Wibowo biasa dipanggil Pele, sang mekanik.

Setingan segitu oleh Pele dikombinasikan dengan kem yang punya durasi kurang-lebih 276 derajat baik untuk klep in maupun out. “Disuplai karbu Keihin PE 28 yang diremaer jadi 30 mm. Spuyer tepat saat gunakan main-jet 125 dan pilot-jet 42,” jelas brother yang tinggal di Solo, Jawa Tengah ini.

Ubahan mesin gak akan maksimal bila komponen CVT tidak disesuaikan. Untuk trek 210 meter di Jogja, seting rasio jadi 15/ 39.  "Biar nggak kehilangan tenaga di putaran tengah, coba pasang roller Kawahara 8 gram rata juga memangkas bobot magnet sampai 670 gram," imbuh Pele.

Yamaha Scorpio, Streetfighter X-Over


 
Genre atau aliran baru dalam dunia modifikasi Tanah Air kembali berkembang. Kali ini sang builder mengklaim kalau karyanya ini beraliran streetfighter x-over. Wah apa pula ini?   

"Kita sebut streetfighter x-over karena ini enggak murni lagi streetfighternya, sudah terkontaminasi dengan klasik dan bobber," kata Dimas Erlangga sang builder dari bengkel Diemaz Motor (DM).

Dia lebih jauh menjelaskan bahwa dari beberapa detail memang sangat kuat kesan bobbernya. "Kita coba wujudkan dalam beberapa detail yang terkesan membulat. Bukan kotak atau persegi," kata ayah dua anak ini.

Misalnya saja bentuk tangki. "Itu kita buat model baru menggunakan pelat," kata pemilik bengkel di Jl. Baja Raya, No. 82, Perumnas II, Karawaci, Tangerang ini. Untuk tangki masih diposisikan di atas rangka asli. Sedangkan rangka belakang sudah dipotong abis.


Bentuk motor semakin bertambah bulat karena pemakaian pelek ekstra lebar di belakang. Tidak tanggung, lebarnya kini sudah mencapai 7 inci.

Tentu saja dengan pemakaian ban berprofil 200/60-17 di belakang maka motor terlihat sangat bulat. "Pelek selebar itu sengaja dipaksakan supaya konsep bobber yang diinginkan tadi bisa didapat," cerita Dimas lagi.

Selain ukurannya yang tak biasa, pelek ini juga menarik karena penggunaan jari-jari custom. "Batang jari-jarinya ukuran 8mm dan kita buat sendiri, selain itu jumlah batang yang nempel di pelek juga enggak banyak," lanjutnya tentang motor milik Ari yang anggota Central Celebes Fighter Community (CCFC) ini. Sudah bisa dipastikan Scorpio ini segera menjadi maskot di Sulawesi.

Dimas hanya menggunakan jari-jari sebanyak 12 batang. Warna jari-jari ini sangat diperhatikan agar bisa tercipta harmonisasi dengan bodi.


"Saya nggak mau banyak warna, hanya mau hitam dan kuning. Itu juga hanya warna untuk batang jari-jari tadi," tambahnya.

Warna hitam memang cocok dengan motif tengkorak api yang dibuat di tangki dan sepatbor. "Karena ini konsep baru maka wajar jadinya agak lama, butuh waktu 2 bulan supaya jadi seperti ini," tutup Dimas.

Efek Pelek Lebar
Pemakaian pelek yang begitu lebar di belakang sampai 7 inci membuat arm harus ganti. "Untuk itu kita tinggal buat arm custom yang bentuknya juga beda jika dibandingkan standar. Yang pasti pelek bisa masuk," cerita Dimas.


Tapi ada sedikit masalah.a "Karena lebar tadi maka posisi gir juga ikutan berubah, sedangkan si pemilik motor tidak mau mengubah posisi footstep sehingga terpaksa menggunakan sistem transfer gir," ujar Dimas lagi.

Untuk gir ke belakang pakai perbandingan 12 - 45. Sedangkan yang ke depan 12 -13. "Kita sudah hitung dan dengan perbandingan seperti itu tidak berpengaruh pada tarikan motor.

DATA MODIFIKASI
Pelek: Custom
Ban: Swallow 120/60-17 (depan), Battlax 200/60-17 (belakang)
Arm: Custom
Sok belakang: CBR 1000
Tangki: Custom
Knalpot: Custom
Rantai: TK

Yamaha V-Ixion, Robot Buntung



Secara blak-blakan modifikator motor ini cerita kalau konsep Yamaha V-ixion ini murni dari otaknya. Tidak ada pengaruh dari builder dunia atau film dan lain sebagainya. "Tiba-tiba saja kepikiran bentuk seperti ini," buka Jarot Murdiyanto dari bengkel Scum di Solo, Jawa Tengah.

Untuk urusan rangka, dia sedikit terpengaruh virus WJS atau West Jateng Style yang berkembang dari kawasan Banyumasan. "Saya melihat dengan model seperti itu motor tampak agresif dengan buntut buntung," tambah Jarot.

Langkah pengerjaanya tidaklah terlalu susah. "Saya tinggal membuang rangka belakang dan dilanjutkan dengan membuat rangka baru yang jauh lebih pendek," tambah pria 36 tahun ini.

Tapi, dia tidak berani terlalu buntung. "Sebab saya masih menyisakan tempat untuk boncenger, kalau WJS sejati jok tinggal secuil doang," cerita Jarot lagi.

Setelah itu baru kemudian dia mulai memikirkan bentuk bodin. "Saya lebih suka menggunakan pelat galvanis daripada fiber," cerita builder yang memang suka tampilan x-treme ini.


Hal itu karena Jarot memang berniat tidak ada hasil karya modifnya yang sama. Karena itu dengan menggunakan pelat kesan tadi lebih dapat. Kesannya lebih personal, tidak pasaran.

Karena penuh sudut tajam maka kesan robotic yang didapat. Misalnya bentuk tangki. Tangki juga lebih enak dijepit karena ada bagian yang melengkung, pas untuk jepitan paha.

Bentuk tangki tadi juga mempengaruhi buritan. "Supaya lebih harmonis, bentuk lekukannya juga sama dengan bagian belakang," ungkap ayah tiga anak ini.

Demikian juga dengan engine guard. Jarot membuatnya jadi one piece alias satu potongan saja. Tapi ukurannya besar. Dengan sistem seperti itu maka tidak ada bagian sambungan. Efeknya terlihat rapi.

Kesan robot semakin dapat jika kita perhatikan head lamp-nya. Bentuknya seperti kepala sebuah robot. Bahkan lampu itu sendiri ditempatkan tersembunyi di dalam cover. Untuk keluarnya cahaya ada sebuah lubang yang disediakan. Benar-benar unik dan beda dari tampilan lampu biasanya.


Kelar urusan bentuk tinggal finishing. Jarot dengan pintar memilih perpaduan warna oranye dan putih. "Dengan warna terang seperti ini, detail lekukan bodi yang dihasilkan jadi lebih jelas sehingga kreasi kita akan terlihat. Itu akan membanggakan," kata pemilik bengkel beralamat di desa Malangjiwan, Colomadu, Karanganyar, Solo ini. Sungguh sebuah konsep baru yang susah ditiru.

Arm Custom
Selain bentuk bodi motor, hal lain yang mengelitik mata di motor injeksi 150cc Yamaha ini ada pada bentuk lengan ayun.

Jarot membuat ulang seluruh bagian swing arm ini. Dia menggunakan pipa dengan diameter 1 inci. Konstruksinya beda dengan desain arm standar V-ixion.

"Tapi, saya tidak mengubah jarak sumbu rodanya. Panjang arm sama dengan aslinya," ceritanya dengan logat Jawa yang kental saat dihubungi via telepon.


Supaya keunikan arm ini terlihat jelas maka dicat dengan warna putih. "Kalau dicat hitam nantinya banyak yang enggak ngeh," lanjutnya.

Sedangkan untuk monosok tetap menggunakan orisinal. "Kita usahakan masih pakai orisinal. sebab prinsip kita mengurangi biaya belanja variasi,"
 DATA MODIFIKASI
Ban depan: Swallow 120/70-17
Ban belakang: Battlax 160/70-17
Pelek: Power
Sok depan: Byson Custom
Swing arm: Handmade tubular
Knalpot: Custom

Yamaha V-Ixion yang Bikin Susah Ngomong


 
Coba apa kesan pertama ketika melihat motor ini. Pasti banyak yang berkomentar tampilannya mencengangkan alias ajaib. Dengan perubahan bentuk bodi yang sudah jauh berbeda dari standar ditambah penempelan 'atribut' yang terkesan ramai.

Yamaha V-ixion ini coba dihadirkan dengan konsep GP Style. Setidaknya itulah yang dituliskan oleh sang modifikator di data modifikasi yang diserahkan ke panitia saat berlangsung event IRC-MOTOR Plus Modification Contezt 2011, Agustus yang baru lalu.

"Kami buat bodinya menjadi full fairing dan berkesan balap," buka Hanif 'Hans' Baitullah, juragan Han's Custom. Selain itu kaki-kaki juga coba dibuat lebih besar untuk menunjang maksud tadi.

Tapi sayang, untuk urusan bodi ini rupanya Hans kurang memperhatikan dimensi. Selain terkesan kebesaran posisi jok yang rata juga membuat bentuk motor menjadi aneh. Mungkin jika dibuat lebih nungging akan sedikit pas.

Selain itu fairing yang sudah full tertutup baik depan maupun samping ini akan lebih gampang membuat mesin panas. Kisi-kisi atau lubang angin yang disediakan masih terlalu kurang.

"Untuk kaki-kaki dibuat sendiri, misalnya arm dan sok depan. Kalau beli barang jadi kurang seninya," lanjut pemilik bengkel dari Baranang Siang, Bogor.

Bentuk lengan ayun yang dibuatnya konon meniru moge CBR 600. Tapi sayang sekali pengerjaanya kurang detail sehingga terlihat kotak begitu saja. Begitu juga dengan sok depan yang diperbesar dengan teknik pemasangan kondom. 

Hal yang paling menakjubkan lagi adalah banyaknya tulisan di bodi motor. Mulai dari logo MotoGP sampai full injection yang menandakan ini V-ixion. Tapi sory, kalau stiker Damai Itu Indah rasanya lebih pas di pinggir jalan ketimbang di bodi motor!  Tapi, karya seni harus dihormati. Karena selera orang beda-beda.

 DATA MODIFIKASI
Ban depan: FDR 130/70-17
Ban belakang: Battlax 190/55-17
Pelek: Variasi
Disc brake: PSM

Yamaha Jupiter-Z, Kompresi 13,8 Jadi Jawara Motoprix Kemayoran

 

Pacuan M. Zaki dari tim Yamaha Yamalube FDR KYT Trijaya sukses juara MP3 MotoPrix putaran VIII di Sirkuit Kemayoran lalu. Berhasil meninggalkan lawan-lawannya. Apa rahasianya? Mari tanya Harris Sakti alias Mletis, sang mekanik.   

"Di Kemayoran lalu, kuncinya motor harus awet dan bisa cepat keluar dari tikungan," kata Mletis. Untuk awet maka kompresi harus pas.

"Saat QTT, kompresi sampai 14, tapi saat balapan yang begitu panas diturunkan jadi 13,8," lanjut mekanik asal Jogja ini. Caranya mengganti piston lebih rendah.  

Sedangkan supaya lebih cepat naiknya rpm, durasi kem juga diubah. "Dari 272 derajat menjadi 270 derajat. Semua itu dilakukan sebelum final Minggu," kata mekanik murah senyum ini.


Ada satu jurus lagi untuk taklukkan Kemayoran. "Rasio khususnya gigi 1 dan 2 harus pas, karena banyak tikungan patah," tambahnya. Untuk gigi 1 diubah jadi berat dengan rasio 13 :24. Lay-out sirkuit kali ini mengharuskan turun sampai gigi 1 di R 2. 

Sementara untuk gigi 2 dientengin. "Dari awalnya 16/29 dientengin jadi 18/33," terangnya. Oh ya, komposisi gir kali ini 14 : 42, angka ini pastinya akan berubah mengikuti karakter sirkuit. Terbukti dengan ubahan yang seperti ini, Zaki yang asal Bondowoso, Jawa Timur bisa jadi kampiun di Jakarta.   (motorplus-online.com)

DATA MODIFIKASI
Piston: TDR
Sok belakang: YSS
Knalpot: AHM
Karburator: Sudco 24